Semakin hari, Bayu semakin menunjukkan perasaannya kepada Nadine, meskipun lewat hal-hal kecil. Misalnya membukakan pintu kelas pada saat Nadine datang, ataupun hanya bertegur sapa. Nadine yang belum pernah merasakan perhatian dari mahkluk bernama cowo langsung kelepek-kelepek deh. Salah siapa Nadine jadi gitu? Yaa salah si Bayu lah. Masa salah tukang baso. Back to the story, Nadine yang rada geer-an orangnya langsung menilai bahwa Bayu ada rasa ama dia. Tapi dia salah, salah besar.
Bayu sama sekali ga ada rasa sama Nadine, dia mendekati Nadine hanya untuk memainkan perasaannya saja. Cowok yang benar-benar tidak tahu malu. Cuma bisa mainin perasaan cewe. Ketika Nadine tahu hal itu, dia menangis tersendu-sendu. Dia menjadi orang yang sangat tertutup, lebih tertutup dari sebelumnya. Dia selalu murung.
Sejak saat itu, Nadine tidak pernah percaya lagi adanya CINTA di dunia ini.
Hari-harinya hanya di isi dengan membaca dan membaca, itu salah satu usaha Nadine untuk melupakan segala kejadian yang menimpanya. Asti dan Viska pun bingung bukan kepalang, jika Asti dan Viska mencoba membuka pembicaraan dengan Nadine, Nadine selalu menghindar, entah dengan mendengarkan musik atau berlari meninggalkan Asti dan Viska. Seperti yang terjadi hari ini, Nadine lagi-lagi menghilang ketika Asti dan Viska mendekatinya.
"Ini ulah cowo itu. Dia harus bertanggung jawab sama apa yang udah dia lakuin!" ujar Asti
"Iya, aku mau acak-acak tuh muka si Bayu!" tambah Viska
"Jadi kita harus ngapain sekarang?" tanya Asti
"KIta datengin si Bayu!" jawab Viska
Bel pulang sekolah berbunyi, Asti dan Viska udah stay di depan kelas Bayu, satu persatu siswa meninggalkan kelas, dan Bayu pun keluar dari kelas, dengan cekatan, Asti dan Viska menariknya.
"Apa-apaan ini?" tanya Bayu dengan nada kesal
"ikut kita sekarang!" ujar Asti
Akhirnya mereka tiba di halaman belakang sekolah, "Bay, kamu tau gak, si Nadine jadi stress mikirin kamu. Gak tau malu banget sih jadi cowok." ucap Viska dengan nada marah. Bayu hanya terdiam menunduk, dia tidak mengeluarkan satu patah kata pun. "Jawab Bay! Jawab!. Jangan diem aja kayak patung. Kamu gak mikir apa gimana perasaan Nadine. Tau Gak?" ucap Asti dengan nada setengah menyentak. Lagi-lagi Bayu hanya diam. "A..aku..aku tau aku salah, aku salah udah mainin Nadine, dan aku baru sadar kalo Nadine yang terbaik bagiku. Tapi maaf, aku udah punya cewe lain. Aku gak bisa sama Nadine lagi" jawab Bayu dengan nada sedih. Akhirnya setelah sekian lama berbincang, Bayu memutuskan untuk tetap bersama dengan kekasihnya, bukan dengan Nadine, Asti dan Viska awalnya marah dengan keputusan Bayu, tapi akhirnya mereka mengerti dan mau menerima keputusan Bayu.
Esoknya, Nadine tiba ke sekolah dengan wajah yang sangat ceria. Ketika dia menaruh tas, dia menemukan secarik surat beramplop pink. Nadine lalu membukanya, dan membaca surat itu
Dear Nadine,
Dine, sebenernya aku sayang sama kamu. Awalnya aku gak niat buat mainin perasaan kamu, aku cuma iseng doang. Aku tahu aku salah, maafin aku ya dine. Tapi maaf, beribu maaf, aku gak bisa bareng kamu lagi dine, aku udah punya cewek lain. Maafin aku ya dine, soalnya aku gak pantes buat kamu. Kamu harusnya dapetin cowo yang baik, yang setia, gak seperti aku. Aku cuma bajingan yang gak tau diri. Maaf
-Bayu-
Nadine lalu memasukkan kembali surat itu ke dalam amplop. "Surat dari siapa Dine?" tanya Viska mengagetkan Nadine. "oh, ini. Ini surat dari Bayu." jawab Nadine "Mau ngapain lagi tuh anak?" ucap Asti. "Engga kok, dia ga ngapa-ngapain. Dia cuma minta maaf doang. tapi udahlah lupain aja. Toh, aku juga udah lupa ama dia. hehehe" jawab Nadine "Yeah Nadineeeeeeee jangan sedih lagi yaaaaa " ucap Asti dan Viska berbarengan.